Rabu, 28 September 2016

Cara menampilkan jumlah pengunjung blog di blog kita



1. Masuk ke blog anda.
2. Klik Menu Opsi lain.

3. Klik Tata Letak.
4. Klik Add Gadget.
5. Klik HTML/Javascript.
6. Copy kode berikut :
<a href=”http://whos.amung.us/stats/cl4ibw7nzzry/”><img src=http://whos.amung.us/widget/cl4ibw7nzzry.png” width=”81″height=”29″border=”0″ title=”Click to see how many people are online”/> </a>

7. Pastekan ke kotak / kolom Konten

8. Klik Simpan
9. Lihat Blog anda, Hasil seperti gambar dibawah ini.

membuat presentasi PowerPoint

Presentasi PowerPoint berfungsi mirip tampilan slide. Untuk menyampaikan pesan atau cerita, Anda membaginya menjadi slide. Pikirkan slide sebagai kanvas kosong untuk gambar, kata-kata, dan bentuk yang akan membantu Anda menyusun cerita Anda.

Memilih tema

Saat Anda membuka PowerPoint, Anda akan melihat beberapa tema dan templat bawaan. Tema adalah desain slide yang berisi warna, font, dan efek khusus yang sesuai, seperti bayangan, pantulan, dan masih banyak lagi.
  1. Pilih tema.
  2. Klik Buat, atau ambil ragam warna, lalu klik Buat.
    Memperlihatkan Buat Presentasi Baru dari dialog Tema di PowerPoint
Baca selengkapnya: Menerapkan warna dan desain ke slide saya (tema)

Menyisipkan slide baru

  • Pada tab Beranda, klik Slide Baru, dan pilih satu tata letak.
    Memperlihatkan tombol Slide Baru pada tab Beranda dari pita di PowerPoint
Baca selengkapnya: Menambah, menata ulang, dan menghapus slide.

Menyimpan presentasi Anda

  1. Pada tab File, pilih Simpan.
  2. Pilih atau cari ke folder.
  3. Dalam kotak Nama file, ketik nama presentasi Anda, lalu pilih Simpan.
Catatan: Jika Anda sering menyimpan file pada folder tertentu, Anda bisa ‘menyematkan’ path tersebut sehingga selalu tersedia (sebagaimana diperlihatkan di bawah).
Menyimpan presentasi PowerPoint Anda
Tips: Simpan pekerjaan selagi Anda bekerja. Seringlah menekan Ctrl+S.
Baca selengkapnya: Menyimpan presentasi Anda

Menambahkan teks

Klik tempat penampung teks, dan mulailah mengetik.
Memperlihatkan menambahkan teks ke bidang teks di PowerPoint

Memformat teks Anda

  1. Pilih teks.
  2. Di bawah Alat Menggambar, pilih Format.
    Perlihatkan tab Alat Gambar di pita dalam PowerPoint
  3. Lakukan salah satu hal berikut ini:
  4. Untuk mengubah warna teks Anda, pilih Isian Teks, lalu pilih sebuah warna.
  5. Untuk mengubah warna kerangka bentuk teks Anda, pilih Kerangka Teks, lalu pilih sebuah warna.
  6. Untuk menerapkan bayangan, pantulan, cahaya, kemiringan, rotasi 3D, transformasi, pilih Efek Teks, lalu pilih efek yang Anda inginkan.
Baca selengkapnya:

Menambahkan gambar

Pada tab Sisipkan, lakukan salah satu hal berikut ini:
  • Untuk menyisipkan gambar yang disimpan di drive lokal Anda atau di server internal, klik Gambar, telusuri gambar, lalu pilih Sisipkan.
  • Untuk menyisipkan gambar dari web, pilih Gambar Online, dan gunakan kotak pencarian untuk menemukan gambar.
    Dialog Sisipkan Gambar di PowerPoint
  • Pilih sebuah gambar, lalu klik Sisipkan.

Menambahkan catatan pembicara

Slide akan sangat baik jika Anda tidak menjejalkan terlalu banyak informasi. Anda bisa menambahkan fakta dan catatan dalam catatan pembicara, dan jadikan rujukan Anda saat menjalankan presentasi.
  1. Untuk membuka panel catatan, pada bagian bawah jendela, klik Catatan tombol catatan di PowerPoint .
  2. Klik di dalam panel Catatan di bawah slide tersebut, dan ketikkan catatan Anda.
    Memperlihatkan panel Catatan pembicara di PowerPoint
Baca selengkapnya:

Menyampaikan presentasi Anda

Pada tab Peragaan Slide, lakukan salah satu hal berikut ini:

 Menyusun Kerangka Presentasi

Anda punya sebuah gagasan untuk disampaikan. Tapi bagaimana cara yang paling tepat untuk menyampaikannya?
Tujuan sudah Anda tetapkan, audiens telah Anda kenali. Kini, untuk menemukan metode yang paling tepat dan efektif untuk menyampaikan presentasi, Anda harus membuat kerangka presentasi.
Mulailah dengan judul. Judul akan menjadi jiwa seluruh isi presentasi Anda. Gunakan judul yang mengajak orang untuk berpikir atau bertindak, sekaligus juga menarik perhatian.

Identifikasi Topik, Tujuan, dan Audiens

Kita ambil sebuah studi kasus. Anda, misalnya, adalah seorang ahli di bidang budaya belajar. Anda akan memberikan presentasi tentang topik tersebut di hadapan 100 orang profesional dalam sebuah seminar.
Anda mulai menetapkan tujuan presentasi dan karakteristik audiens sebagaimana berikut ini.

Topik: Membangun budaya belajar organisasi.

Tujuan Presentasi: Membuat audiens paham apa ‘budaya belajar dalam organisasi’ itu, dan memahami cara menerapkannya dalam organisasi masing-masing, baik organisasi skala kecil maupun menengah.

Audiens:
Siapa Mereka?
Para profesional bidang sumber daya manusia dari berbagai perusahaan swasta dan sebagian perusahaan BUMN. Rata-rata berusia 40 tahun, dengan pengalaman sekitar 10 tahun di bidang masing-masing. Jabatan beragam, mulai dari Manajer Sumber Daya Manusia, Manajer Pelatihan dan Pengembangan, Manajer Pengembangan Organisasi, staf yang membantu program pelatihan di perusahaan, dan beberapa orang Direktur Sumber Daya Manusia.

Apa Yang Mereka Ketahui?
Umumnya audiens telah mengetahui bagaimana cara merancang pelatihan yang baik, mulai dari identifikasi kebutuhan, menganalisa kesenjangan antara skill yang diharapkan dengan skill yang saat ini dimiliki, serta menyusun pelatihan yang tepat. Namun sebagian besar masih terpaku pada bentuk pelatihan umum, dan belum mencoba menerapkan kegiatan-kegiatan informal sebagai satu cara membangun budaya belajar.

Apa Yang Ingin Mereka Dapatkan?
Mereka ingin mengetahui tips praktis dan langkah-langkah untuk memulai budaya belajar di sebuah organisasi, yang relevan dengan organisasi mereka saat ini. Mereka ingin mendapatkan contoh dan formula sederhana tentang cara membangun budaya belajar tersebut.
Apa yang kita lakukan tadi baru pada tahap identifikasi topik, tujuan dan audiens presentasi. Namun dengan adanya informasi yang baik seperti di atas, menyusun kerangka presentasi akan jauh lebih mudah. Menyampaikan presentasi pun akan menjadi semakin mudah.

“Menyusun kerangka presentasi akan jauh lebih mudah jika Anda terlebih dahulu mengidentifikasi topik, tujuan dan audiens presentasi.”
–Muhammad Noer

Struktur Presentasi

Secara sederhana, sebuah presentasi akan terdiri dari tiga bagian: pembuka, isi dan penutup.

Pembuka

Bagian pembuka menjelaskan topik yang hendak dibahas. Inilah bagian yang paling penting dalam sebuah presentasi, karena di sinilah Anda menciptakan motivasi kepada audiens untuk menyimak. Anda harus bisa menjelaskan mengapa mereka perlu mendengarkan Anda. Mereka ingin mengetahui “what’s in it for me” (apa yang membuat hal tersebut penting buat saya).
Anda perlu menyusun pembukaan yang kuat, sehingga audiens termotivasi untuk menyimak. Ini sekaligus juga akan membantu menciptakan momentum bagi keseluruhan isi presentasi untuk Anda sampaikan.

Isi

Ini adalah bagian di mana Anda menjelaskan topik yang hendak dibahas. Perhatikanlah: ketika berusaha menyerap informasi baru, audiens memiliki rentang daya ingat yang terbatas.
Seorang presenter yang baik akan teliti. Ia memilih informasi apa yang penting dan perlu disampaikan kepada audiens. Ia juga menentukan informasi mana yang tidak terlalu penting dan dapat dihilangkan dari pembahasan. Presenter, terutama yang ahli dalam topiknya, biasanya terjebak dengan berusaha menjelaskan semuanya dengan selengkap-lengkapnya.
Ingat, audiens bukanlah Anda, yang mungkin sudah belajar dan menjalani topik tersebut selama bertahun-tahun. Mereka baru akan mendengarkannya untuk pertama kalinya, dan Anda hanya punya waktu 30 menit sampai satu jam untuk menjelaskannya.
Pilihlah informasi mana yang penting dan mana yang merupakan pelengkap.

Penutup

Pembukaan yang baik akan menyalakan semangat dan motivasi audiens. Di sisi lain, fungsi penutup adalah untuk membuat pesan Anda diingat audiens ketika presentasi berakhir. Di sinilah saat Anda harus memastikan apakah tujuan presentasi Anda berhasil tercapai atau tidak.
Rentang ingatan audiens terbatas. Maka, Anda harus dapat meringkas esensi presentasi Anda dalam satu kalimat saja, untuk Anda sampaikan. Jika ringkasan ini berhasil diingat oleh audiens, maka presentasi Anda adalah presentasi yang berhasil, meskipun mungkin mereka melupakan isi presentasi yang lainnya.

Anda tidak harus memakai semuanya, Anda cukup memakai what, why & how. Jika sebagian orang memulai dari what maka ketika presentasi saya selalu memulai dengan whay (why you must learn from me?, why you must learn slide design).
Hal itu juga yang saya terapkan didalam buku slide design mastery. Karena “why” yang membuat audiens ingin belajar dan tetap mendengarkan presentasi Anda.
Setiap kali Anda presentasi audiens akan bertanya dalam diri mereka
mengapa saya harus mendengarkan Anda, apa yang saya dapat.
Audiens tidak perduli dengan Anda mereka hanya perduli pada manfaat yang bisa mereka daparkan dari presentasi Anda. Jawaban dari “why” akan menentukan apakah audiens akan lanjut memperhatikan presentasi Anda atau tidak.
Jadikan jawaban “why” sebagai sebuah alasan kuat yang membuat audiens rugi jika tidak memperhatikan presentasi Anda, lihat contoh berikut ini:

– Topik: Mendesain Slide Presentasi

  • Poin Utama pertama: Why
Kenapa Anda harus belajar desain slide?
Jelaskan setidaknya tiga alasan kenapa audiens harus belajar mendesain slide presentasi, bisa diperkuat dengan cerita, pengalaman pribadi maupun data-data hasil penelitian.
  • Point Utama kedua: What
Desain slide itu yang seperti apa?
Jelaskan yang dimaksud dengan desain itu seperti apa? Apa yang membedakan slide yang didesain dan yang tidak, bagaimana pandangan para ahli tentang desain slide.
  • Point Utama ketiga: How
Bagaimana cara mendesain slide?
Jelaskan bagaimana cara mendesain slide, apa langkah-langkah yang harus dilakukan, bagaimana aplikasinya. Semisal untuk mendesain slide kita harus memasukkan tiga unsur, yaitu:
  • Simple
  • Clarity
  • Visual
Ajak audiens untuk ikut terlibat, berikan contoh disetiap sub point yang disampaiakan dan berikan ilustrasi untuk mempermudah audiens dalam memahami.

2. Teknik Problem Solution

Matode ini adalah dengan cara memberi kesadaran pada audiens tentang masalah yang sedang mereka hadapi.
Ditahap awal Anda jelaskan dulu masalahnya supaya audiens sadar bahwa hal tersebut memang benar-benar masalah yang sedang mereka hadapi.
Ditahap selanjutnya baru Anda jelaskan solusinya, jadi presentasi Anda adalah jawaban dari permasalahan yang sedang audiens hadapi. Jika audiens menyadari presentasi Anda sebagai solusi maka presentasi Anda akan diperhatikan sampai akhir.
Ketika saya menggunakan metode ini didalam presentasi saya selalu menyelipkan 1 point diantara problem solution yaitu penyebabnya apa, dengan penambahan unsur “sebab” maka itu akan memperkuat kesan bahwa ini benar-benar masalah yang harus segera diatasi oleh audiens, lihat contoh berikut ini:

– Topik: Menampilkan Presentasi Yang Memukau

  • Poin Utama pertama: Problem
95% presentasi didunia membosankan, bahkan menurut pakar presentasi dunia Guy Kawasaki:
95% of presentations is suck. OK, maybe I’m exaggerating. It is actually 99%”.
Banyak perusahaan yang gagal mendapatkan proyek karena presentasi mereka yang kurang memuaskan. Banyak sales yang produknya ditolak karena tidak bisa mempresentasikan produknya dengan baik.
Bisa jadi perusahaan maupun produk Anda adalah yang terbaik tapi jika Anda tidak bisa mempresentasikannya secara tepat maka nilai jualnya belum maksimal.
  • Point Utama kedua: Because
Banya presenter yang tidak tahu cara presentasi yang efektif dan memukau, sehingga presentasi yang dilakukan hanya sekedar gugur kewajiban dan hasilnya presentasi yang dilakukan tidak mampu menarik minat audiens untuk bekerja sama atau membeli produk.
  • Point Utama ketiga: Solution
Presenter harus belajar melakukan presentasi yang memukau, minimal ada tiga aspek yang harus dipelajari untuk bisa melakukan presentasi yang memukau.
  • Planning, harus bisa menyusun materi presentasi yang mudah dimengerti
  • Design, memiliki kemampuan mendesain slide presentasi berkelas dunia
  • Delivery, mampu menyampaikan presentasi yang menyenangkan

3. Teknik Segitiga

Teknik ini paling sederhana, Anda hanya perlu menjelaskan rincian materi yang Anda presentasikan dengan memberikan poin-point, bisa berbentuk cara, pilihan atau alternative tindakan. Jelaskan satu persatu kepada audiens, lihat contoh berikut ini:

– Topik: Bagaimana menjadi seorang ahli dibidang yang Anda geluti?

Ada tiga langkah untuk menjadi seorang ahli dibidang yang Anda geluti, apapun profesi Anda tiga langkah ini bisa Anda praktiknya untuk mempercepat meningkatkan keahlian.
  • Poin Utama pertama: Belajar dari yang terbaik
Cari tahu siapa yang sudah terbukti berhasil dibidang yang sedang Anda tekuni, belajarlah padanya maka keahlian Anda akan lebih cepat meningkat
  • Point Utama kedua: Larut sepenuhnya
Fokus, luangkan waktu lebih banyak untuk belajar. Larutkan diri Anda sepenuhnya, jangan setengah-setengah karena keahlian hanya diperoleh dengan belajar sepenuh hati.
  • Point Utama ketiga: pengulangan dengan jeda
Mana yang lebih efektif?, dalam 1 tahun hanya belajar 1 bulan full atau belajar setiap hari hanya 1 jam selama 1 tahun. Yang lebih efektif adalah yang melakukan pengulangan yang konsisten yaitu belajar 1 jam setiap hari.
- See more at: http://trainingpresentasi.net/isi-presentasi/#sthash.ZwioYS6p.dpuf

Anda tidak harus memakai semuanya, Anda cukup memakai what, why & how. Jika sebagian orang memulai dari what maka ketika presentasi saya selalu memulai dengan whay (why you must learn from me?, why you must learn slide design).
Hal itu juga yang saya terapkan didalam buku slide design mastery. Karena “why” yang membuat audiens ingin belajar dan tetap mendengarkan presentasi Anda.
Setiap kali Anda presentasi audiens akan bertanya dalam diri mereka
mengapa saya harus mendengarkan Anda, apa yang saya dapat.
Audiens tidak perduli dengan Anda mereka hanya perduli pada manfaat yang bisa mereka daparkan dari presentasi Anda. Jawaban dari “why” akan menentukan apakah audiens akan lanjut memperhatikan presentasi Anda atau tidak.
Jadikan jawaban “why” sebagai sebuah alasan kuat yang membuat audiens rugi jika tidak memperhatikan presentasi Anda, lihat contoh berikut ini:

– Topik: Mendesain Slide Presentasi

  • Poin Utama pertama: Why
Kenapa Anda harus belajar desain slide?
Jelaskan setidaknya tiga alasan kenapa audiens harus belajar mendesain slide presentasi, bisa diperkuat dengan cerita, pengalaman pribadi maupun data-data hasil penelitian.
  • Point Utama kedua: What
Desain slide itu yang seperti apa?
Jelaskan yang dimaksud dengan desain itu seperti apa? Apa yang membedakan slide yang didesain dan yang tidak, bagaimana pandangan para ahli tentang desain slide.
  • Point Utama ketiga: How
Bagaimana cara mendesain slide?
Jelaskan bagaimana cara mendesain slide, apa langkah-langkah yang harus dilakukan, bagaimana aplikasinya. Semisal untuk mendesain slide kita harus memasukkan tiga unsur, yaitu:
  • Simple
  • Clarity
  • Visual
Ajak audiens untuk ikut terlibat, berikan contoh disetiap sub point yang disampaiakan dan berikan ilustrasi untuk mempermudah audiens dalam memahami.

2. Teknik Problem Solution

Matode ini adalah dengan cara memberi kesadaran pada audiens tentang masalah yang sedang mereka hadapi.
Ditahap awal Anda jelaskan dulu masalahnya supaya audiens sadar bahwa hal tersebut memang benar-benar masalah yang sedang mereka hadapi.
Ditahap selanjutnya baru Anda jelaskan solusinya, jadi presentasi Anda adalah jawaban dari permasalahan yang sedang audiens hadapi. Jika audiens menyadari presentasi Anda sebagai solusi maka presentasi Anda akan diperhatikan sampai akhir.
Ketika saya menggunakan metode ini didalam presentasi saya selalu menyelipkan 1 point diantara problem solution yaitu penyebabnya apa, dengan penambahan unsur “sebab” maka itu akan memperkuat kesan bahwa ini benar-benar masalah yang harus segera diatasi oleh audiens, lihat contoh berikut ini:

– Topik: Menampilkan Presentasi Yang Memukau

  • Poin Utama pertama: Problem
95% presentasi didunia membosankan, bahkan menurut pakar presentasi dunia Guy Kawasaki:
95% of presentations is suck. OK, maybe I’m exaggerating. It is actually 99%”.
Banyak perusahaan yang gagal mendapatkan proyek karena presentasi mereka yang kurang memuaskan. Banyak sales yang produknya ditolak karena tidak bisa mempresentasikan produknya dengan baik.
Bisa jadi perusahaan maupun produk Anda adalah yang terbaik tapi jika Anda tidak bisa mempresentasikannya secara tepat maka nilai jualnya belum maksimal.
  • Point Utama kedua: Because
Banya presenter yang tidak tahu cara presentasi yang efektif dan memukau, sehingga presentasi yang dilakukan hanya sekedar gugur kewajiban dan hasilnya presentasi yang dilakukan tidak mampu menarik minat audiens untuk bekerja sama atau membeli produk.
  • Point Utama ketiga: Solution
Presenter harus belajar melakukan presentasi yang memukau, minimal ada tiga aspek yang harus dipelajari untuk bisa melakukan presentasi yang memukau.
  • Planning, harus bisa menyusun materi presentasi yang mudah dimengerti
  • Design, memiliki kemampuan mendesain slide presentasi berkelas dunia
  • Delivery, mampu menyampaikan presentasi yang menyenangkan

3. Teknik Segitiga

Teknik ini paling sederhana, Anda hanya perlu menjelaskan rincian materi yang Anda presentasikan dengan memberikan poin-point, bisa berbentuk cara, pilihan atau alternative tindakan. Jelaskan satu persatu kepada audiens, lihat contoh berikut ini:

– Topik: Bagaimana menjadi seorang ahli dibidang yang Anda geluti?

Ada tiga langkah untuk menjadi seorang ahli dibidang yang Anda geluti, apapun profesi Anda tiga langkah ini bisa Anda praktiknya untuk mempercepat meningkatkan keahlian.
  • Poin Utama pertama: Belajar dari yang terbaik
Cari tahu siapa yang sudah terbukti berhasil dibidang yang sedang Anda tekuni, belajarlah padanya maka keahlian Anda akan lebih cepat meningkat
  • Point Utama kedua: Larut sepenuhnya
Fokus, luangkan waktu lebih banyak untuk belajar. Larutkan diri Anda sepenuhnya, jangan setengah-setengah karena keahlian hanya diperoleh dengan belajar sepenuh hati.
  • Point Utama ketiga: pengulangan dengan jeda
Mana yang lebih efektif?, dalam 1 tahun hanya belajar 1 bulan full atau belajar setiap hari hanya 1 jam selama 1 tahun. Yang lebih efektif adalah yang melakukan pengulangan yang konsisten yaitu belajar 1 jam setiap hari.
- See more at: http://trainingpresentasi.net/isi-presentasi/#sthash.ZwioYS6p.dpuf

Rabu, 21 September 2016

   Jenis-jenis Pekerjaan Kantor
Jenis-jenis pekerjaan kantor, antara lain :
1.      Menghimpun
Yaitu kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala informasi yang belum ada atau informasi yang masih berserakan dimana-mana sehingga siap digunakan saat diperlukan.
Contoh : mengumpulkan data, mencari informasi, membuat kliping dll.
2.      Mencatat
Merupakan kegiatan tulis-menulis mengenai data-data yang diperlukan sehingga berwujud tulisan yang mempunyai arti, dapat dikirim dan disimpan.
Contoh : membuat surat, membuat notula, mencatat kegiatan, dll.
3.      Mengolah
Merupakan berbagai macam kegiatan untuk mengerjakan data dan informasi agar dapat tersaji dalam bentuk laporan yang lebih berguna.
Contoh : membuat rekapitulasi data, membuat laporan tertulis, membuat laporan keuangan.
4.      Menggandakan
Merupakan kegiatan memperbanyak informasi dengan berbagai cara dan alat sebanyak jumlah yang diperlukan.
Contoh : memfotokopi surat, mencetak informasi, dll
5.      Mengirim
Yaitu kegiatan menyampaikan informasi dengan berbagai cara dan alat dari satu pihak kapada pihak lain.
Contoh : mengirim e-mail, faksimili, surat
6.      Menyimpan
Yaitu kegiatan meletakkan informasi dengan berbagai cara dan alat ditempat tertentu yang aman.
Contoh : menyimpan surat/ arsip, menyimpan data/ informasi ke komputer, menyusun buku di perpustakaan
7.      Melakuan Komunikasi
Yaitu kegiatan melakkuan pengiriman ide/ gagasan kepada pihak lain baik langsung ataupun menggunakan media dan mendapat respon dari penerima pesan.
Contoh : corespondence, telepon, teleconference, chatting
8.      Menghitung
Kegiatan melakukan penetapan data yang berkaitan dengan angka.
Contoh : menghitung hasil penjualan, menghitung data keuangan
9.      Pekerjaan lainnya
Yaitu pekerjaan-pekerjaan kantor lain yang mendukung tugas utama perusahaan.
Contoh : pelayanan tamu, kurir, cleaning service

Berdasarkan hasil penelitian G.R Terry terhadap perusahaan-perusahaan di AS, persentase pekerjaan-pekerjaan kantor untuk menunjang tugas utama perusahaan adalah sebagai berikut :
a.       Typing (mengetik)                                     = 24,6%
b.      Calculating (menghitung)                           = 19,5%
c.       Checking (memeriksa)                               = 12,3%
d.      Filling (menyimpan)                                  = 10,2%
e.       Telephoning (menelepon)                          =   8,8%
f.       Duplicating (menggandakan)                     =   6,4%
g.       Mailing (persuratan)                                   =   5,5%
h.      Other (lain-lain)                                         = 12,5%
Total                                        = 100%

PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT PELAYANAN PRIMA
A. Pengertian
1. Pelayanan
Secara etimologis, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Dahlan, dkk., 1995:646) menyatakan pelayanan ialah ”usaha melayani kebutuhan orang lain”. Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. Sejalan dengan hal tersebut, Normann (1991:14) menyatakan karakteristik pelayanan sebagai berikut:
a. Pelayanan bersifat tidak dapat diraba, pelayanan sangat berlawanan sifatnya dengan barang jadi.
b. Pelayanan pada kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang bersifat tindakan sosial.
c. Kegiatan produksi dan konsumsi dalam pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umumnya terjadi dalam waktu dan tempat bersamaan.
Karakteristik tersebut dapat menjadi dasar pemberian pelayanan terbaik. Pengertian lebih luas disampaikan Daviddow dan Uttal (Sutopo dan Suryanto, 2003:9) bahwa pelayanan merupakan usaha apa saja yang mempertinggi kepuasan pelanggan.
Pelayanan publik yang dimaksud dalam Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2003 (Menpan, 2003:2) adalah ”segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.” Sejalan dengan Rancangan Undang Undang Pelayanan Publik (Republik Indonesia, 2007:2) memaknai bahwa ”pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak sipil setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa, dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.”
Ada tiga fungsi pelayanan umum (publik) yang dilakukan pemerintah yaitu environmental service, development service dan protective service. Pelayanan oleh pemerintah juga dibedakan berdasarkan siapa yang menikmati atau menerima dampak layanan baik individu maupun kelompok. Konsep barang layanan pada dasarnya terdiri dari barang layanan privat (private goods) dan barang layanan kolektif (public goods).
2. Pelayanan Prima
Pelayanan prima merupakan terjemahan istilah ”excellent service” yang secara harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik. Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi pemberi pelayanan. Hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Agenda perilaku pelayanan sektor publik (SESPANAS LAN dalam Nurhasyim, 2004:16) menyatakan bahwa pelayanan prima adalah:
a. Pelayanan yang terbaik dari pemerintah kepada pelanggan atau pengguna jasa.
b. Pelayanan prima ada bila ada standar pelayanan.
c. Pelayanan prima bila melebihi standar atau sama dengan standar. Sedangkan yang belum ada standar pelayanan yang terbaik dapat diberikan pelayanan yang mendekati apa yang dianggap pelayanan standar dan pelayanan yang dilakukan secara maksimal.
d. Pelanggan adalah masyarakat dalam arti luas; masyarakat eksternal dan internal.
Sejalan dengan hal itu pelayanan prima juga diharapkan dapat memotivasi pemberi layanan lain melakukan tugasnya dengan kompeten dan rajin. ”Excellent Service in the Civil Service refers to service discharged by a civil servant that exceeds the requirements of normal responsibilities for the post in terms of quality or output. The service is exemplary and motivates other civil servants to discharge their duties diligently and competently.” (http.www.mampu.gov.my,1993). Pelayanan umum dapat diartikan memproses pelayanan kepada masyarakat / customer, baik berupa barang atau jasa melalui tahapan, prosedur, persyaratan-persyaratan, waktu dan pembiayaan yang dilakukan secara transparan untuk mencapai kepuasan sebagaimana visi yang telah ditetapkan dalam organisasi.
Pelayanan Prima sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan/masyarakat memerlukan persyaratan bahwa setiap pemberi layanan yang memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap transaksi
3. Standar Pelayanan.
Standar pelayanan merupakan ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik. Standar pelayanan mengandung baku mutu pelayanan. Pengertian mutu menurut Goetsch dan Davis (Sutopo dan Suryanto, 2003:10) merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkannya.
Dalam teori pelayanan publik, pelayanan prima dapat diwujudkan jika ada standar pelayanan minimal (SPM). SPM (http://www.unila.ac.id/~fisip-admneg/mambo-, 2007) adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji dari penyelenggara negara kepada masyarakat untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.
Dalam Rancangan Undang Undang Pelayanan Publik (Republik Indonesia, 2007:7) standar pelayanan ini setidaknya-tidaknya berisi tentang: dasar hukum, persyaratan, prosedur pelayanan, waktu penyelesaian, biaya pelayanan, produk pelayanan, sarana dan prasarana, kompetensi petugas pemberi pelayanan, pengawasan intern, penanganan pengaduan, saran dan masukan dan jaminan pelayanan.
Jika suatu instansi belum memiliki standar pelayanan, maka pelayanan disebut prima jika mampu memuaskan pelanggan atau sesuai harapan pelanggan. Instansi yang belum memiliki standar pelayanan perlu menyusun standar pelayanan sesuai tugas dan fungsinya agar tingkat keprimaan pelayanan dapat diukur. Kepuasan masyarakat ini merupakan salah satu ukuran berkualitas atau tidaknya pelayanan publik yang diberikan oleh aparat birokrasi pemerintah. Bersandarkan pada SPM ini, seharusnya pelayanan publik yang diberikan (pelayanan prima) oleh birokrasi pemerintah memiliki ciri sebagaimana dirumuskan dalam kebijakan strategis melalui Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) Nomor 63/Kep/M.PAN/7/2003 (Menpan, 2003:2) tentang Pedoman Umum Penyelenggaraaan Pelayanan Publik yang meliputi Kesederhanaan, Kejelasan, Kepastian Waktu, Akurasi, Keamanan, Tanggung Jawab, Kelengkapan Sarana dan Prasarana, Kemudahan Akses, Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan serta Kenyamanan. Inilah potret pelayanan publik dambaan setiap warga masyarakat Indonesia setelah munculnya gerakan reformasi 1998
4. Barang Layanan
Barang layanan dapat dibagi menjadi empat kelompok (Savas dalam Sutopo dan Suryanto, 1987:10-12) :
a. Barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan individu yang bersifat pribadi. Barang privat (private goods) ini tidak ada konsep tentang penyediaannya, hukum permintaan dan penawaran sangat tergantung pada pasar, produsen akan memproduksi sesuai kebutuhan masyarakat dan bersifat terbuka. Penyediaan barang layanan yang bersifat barang privat ini dapat mengikuti hukum pasar, namun jika pasar mengalami kegagalan dan demi kesejahteraan publik, maka pemerintah dapat melakukan intervensi.
b. Barang yang digunakan bersama-sama dengan membayar biaya penggunaan (toll goods). Penyediaan toll goods dapat mengikuti hukum pasar di mana produsen akan menyediakan permintaan terhadap barang tersebut. Barang seperti ini hampir sama seperti barang privat. Penyediaan barang ini di beberapa negara dilakukan oleh negara sehingga merupakan barang privat yang dikonsumsi secara bersama-sama.
c. Barang yang digunakan secara bersama-sama (collective goods). Penyediaannya tidak dapat dilakukan melalui mekanisme pasar. Barang ini digunakan secara terus-menerus, bersama-sama dan sulit diukur tingkat pemakaiannya bagi tiap individu sehingga penyediaannya dilakukan secara kolektif yaitu dengan membayar pajak.
d. Barang yang digunakan dan dimiliki umum (common pool goods). Penyediaan dan pengaturan barang ini dilakukan oleh pemerintah karena pengguna tidak bersedia membayar untuk penggunaannya.
Keempat jenis barang di atas dalam kenyataannya sulit dibedakan karena setiap barang tidak murni tergolong ke dalam karakteristik suatu jenis barang secara tegas.
Barang yang bersifat publik murni (pure public goods) biasanya memiliki tiga karakteristik (Olson dan Rachbini dalam Sutopo dan Suryanto, 2003:12):
a. Penggunaannya tidak dimediasi oleh transaksi bersaing (non-rivalry) sebagaimana barang ekonomi biasa;
b. Tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian (non-excludability);
c. Individu yang menikmati barang tersebut tidak dapat dibagi yang artinya digunakan secara individu (indisible).
5. Proses Pelayanan
Pelayanan merupakan suatu proses. Proses tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa pelayanan kemudian diberikan kepada pelanggan. Pelayanan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok (Gonroos dalam Sutopo dan Suryanto, 2003:13):
a. Core service
Core service adalah pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sebagai produk utamanya. Misalnya untuk hotel berupa penyediaan kamar. Perusahaan dapat memiliki beberapa core service, misalnya perusahaan penerbangan menawarkan penerbangan dalam negeri dan luar negeri.
b. Facilitating service
Facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan kepada pelanggan. Misalnya pelayanan “check in” dalam penerbangan. Facilitating service merupakan pelayanan tambahan yang wajib.
c. Supporting service
Supporting service adalah pelayanan tambahan untuk meningkatkan nilai pelayanan atau membedakan dengan pelayanan pesaing. Misalnya restoran di suatu hotel.
Janji pelayanan (service offering) merupakan suatu proses yaitu interaksi antara pembeli (pelanggan) dan penjual (penyedia layanan). Pelayanan meliputi berbagai bentuk. Pelayanan perlu ditawarkan agar dikenal dan menarik perhatian pelanggan. Pelayanan yang ditawarkan merupakan “janji” dari pemberi layanan kepada pelanggan yang wajib diketahui agar pelanggan puas.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan fokus pelayanan kepada pelanggan. Pelayanan prima dalam sektor publik didasarkan pada aksioma bahwa “pelayanan adalah pemberdayaan”. Pelayanan pada sektor bisnis berorientasi profit, sedangkan pelayanan prima pada sektor publik bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat secara sangat baik atau terbaik.
Perbaikan pelayanan sektor publik merupakan kebutuhan yang mendesak sebagai kunci keberhasilan reformasi administrasi negara. Pelayanan prima bertujuan memberdayakan masyarakat, bukan memperdayakan atau membebani, sehingga akan meningkatkan kepercayaan (trust) terhadap pemerintah. Kepercayaan adalah modal bagi kerjasama dan partisipasi masyarakat dalam program pembangunan.
Pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai acuan pengembangan penyusunan standar pelayanan. Penyedia layanan, pelanggan atau stakeholder dalam kegiatan pelayanan akan memiliki acuan tentang bentuk, alasan, waktu, tempat dan proses pelayanan yang seharusnya.
C. Rangkuman
1. Pelayanan prima merupakan kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan secara baik atau minimal sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditentukan.
2. Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta berfokus kepada pelanggan/masyarakat secara sangat baik atau terbaik.
3. Pelayanan prima bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai acuan pengembangan penyusunan standar pelayanan.
DAFTAR REFERENSI
Dahlan, Alwi, dkk. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
.Menteri Negara Koordinator Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara. 1998. Surat Edaran Menko Wasbangpan Nomor 56/MK.WASBANGPAN 6/98 Tahun 1998 Tentang Penataan dan Perbaikan Pelayanan Umum. Jakarta.
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. 2003. Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum. Jakarta.
Normann. 1991. Service Management. Chicester, England: Wiley & Son.
Nurhasyim. 2004. Pengembangan Model Pelayanan Haji Departemen Agama Berdasarkan Prinsip Reinventing Government Yang Berorientasi Pada Pelanggan di Kabupaten Gresik. Tesis. Surabaya: Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga
Republik Indonesia. 2007. Rancangan Undang-Undang Pelayanan Publik. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Sutopo dan Suryanto, Adi. 2003. Pelayanan Prima. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indon

JENIS LIPATAN SURAT

Macam, model, jenis lipatan surat dan cara melipat surat jenis Baku, Setengah Baku, Akordion, Semi Akordion, Tunggal, Ganda, Perancis, Baron.
jenis lipatan surat
 Adapun penjelasan dari macam atau model atau jenis lipatan surat dan cara melipat surat dari lipatan jenis Baku, Setengah Baku, Akordion, Semi Akordion, Tunggal, Ganda, Perancis, Baron adalah sebagai berikut.
Lipatan Baku (Standard Fold)
Lipatan kertas jenis Baku adalah jenis lipatan surat yang paling umum digunakan.
Cara melipat jenis Baku : Kertas dibagi menjadi tiga bagian sama besar (Bagian 1, 2, dan 3) lalu dilipat dengan posisi bagian 1 dan bagian 3 semuanya dilipat ke arah bagian 2
Lipatan Setengah Baku (Semi Standard Fold)
Lipatan kertas surat jenis Setengah Baku adalah variasi dari lipatan surat bentuk baku, perbedaan terletak pada bagian lipatan atasnya saja.
Cara melipat jenis Setengah Baku : Kertas dibagi tiga bagian, dua bagian sama besar dan satu bagian lebih kecil, kemudian kertas dilipat.
Lipatan Akordion (Accordion Fold)
Lipatan Surat jenis Akordion adalah variasi lain dari lipatan surat bentuk baku.
Cara melipat jenis Akordion : Kertas dibagi tiga sama besar (bagian 1, 2, dan 3) kemudian bagian 1 dilipat ke atas dan bagian 3 dilipat ke bawah..
Lipatan Semi Akordion (Semi Accordion Fold)
Lipatan Surat jenis Semi Akordion adalah variasi lain dari lipatan surat bentuk baku.
Cara melipat jenis Semi Akordion : Kertas dibagi 3 bagian (bagian 1 dan 2 sama besar dan bagian 3 lebih kecil). Bagian 1 dilipat ke atas dan bagian 3 dilipat ke bawah.
Lipatan Tunggal (Single Fold)
Lipatan kertas jenis Tunggal adalah jenis lipatan kertas yang paling sederhana serta paling mudah dibuat karena hanya dengan membagi kertas surat menjadi dua bagian yang sama panjang kemudian dilipat.
Cara melipat jenis Tunggal : Kertas dibagi dua bagian sama besar, lalu dilipat.
Lipatan Ganda (Parallel Double Fold)
Lipatan kertas surat jenis Ganda juga adalah jenis lipatan yang mudah untuk dibuat, karena hanya meneruskan lipatan sekali lagi setelah lipatan tunggal.
Cara melipat jenis Ganda : Kertas dibagi dua sama besar kemudian dilipat (lipatan ke 1). Lipatan ke 1 dibagi 2 sama besar kemudian dilipat (lipatan ke 2).
Lipatan Perancis (French Fold)
Lipatan kertas jenis Perancis sering digunakan untuk surat-surat niaga. Tetapi sekarang banyak surat surat dinas yang menggunakan jenis lipatan kertas surat yang semula merupakan lipatan kertas surat yang digunakan oleh raja dan kaum bangsawan Eropa tersebut.
Cara melipat jenis Perancis : Kertas dibagi dua sama besar kemudiam dilipat (lipatan ke 1). Lipatan ke 1 dilipat kembali sama besar sehingga menghasilkan lipatan ke 2
Lipatan Baron (Baronial Fold)
Lipatan surat jenis Baron sering digunakan untuk surat-surat dinas atau surat yang menggunakan amplop atau sampul yang panjang karena panjang lipatan ini melebihi sampul atau amplop ukuran pendek.
Cara melipat jenis Baron : Kertas dibagi dua sama besar kemudian dilipat (lipatan ke 1), kemudian lipatan ke 1 dibagi tiga sama besar (bagian 1, 2, dan 3). Bagian 1 dilipat ke kiri dan bagian 2 dilipat ke kanan.

Macam-Macam Gambar Lipatan Surat

Salam Hangat Pengunjung terhormat!
posting kali ini saya akan membahas Macam-Macam Gambar Lipatan Surat. Bentuk-bentuk lipatan ini biasanya digunakan menurut ketentuan si Pemakai, dan jenis kegiatan serta isi suratnya.
1. Standard Fold (Lipatan Baku/Standar)
standard fold
2. Low Standard Fold (Lipatan Baku Rendah)
accordion
3. Accordion Fold (Lipatan Accordion)



 4. Low Accordion Fold (Lipatan Accordion Rendah)

 5. Paralel Double Fold (Lipatan Ganda Sejajar)
paralel double fold
6. Single Fold (Lipatan Tunggal)

7. French Fold (Lipatan Model Prancis)
8. Baronial Fold (Lipatan Model Baronial)
bentuk lipatan baronial

Pengertian Surat , Macam-macam dan Contoh Surat

Pengertian Surat
Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Fungsinya mencakup lima hal: sarana pemberitahuan, permintaan, buah pikiran, dan gagasan, alat bukti tertulis, alat pengingat, bukti historis, dan pedoman kerja. Pada umumnya, dibutuhkan perangko dan amplop sebagai alat ganti bayar jasa pengiriman. Semakin jauh tujuan pengiriman surat maka nilai yang tercantum di perangko harus semakin besar juga.
Jenis Surat
Surat secara umum digolongkan menjadi tiga yaitu surat pribadi, surat dinas, dan surat niaga apabila ditinjau dari segi bentuk, isi, dan bahasanya. Sedangkan apabila digolongkan berdasarkan berdasarkan pemakaiannya dapat dibagi menjadi tiga yaitu surat pribadi, surat resmi, dan surat dinas.
Surat pribadi
Surat pribadi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Surat dapat berupa korespondensi antara sesama teman atau keluarga. Ciri-ciri surat pribadi yaitu:
1. Tidak menggunakan kop surat
2. Tidak ada nomor surat
3. Salam pembuka dan penutup bervariasi
4. Penggunaan bahasa bebas, sesuai keinginan penulis
5. Format surat bebas
Surat Resmi
Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik perseorangan, instansi, maupun organisasi; misalnya undangan, surat edaran, dan surat pemberitahuan. Ciri-ciri surat resmi:
1.Menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi
2.Ada nomor surat, lampiran, dan perihal
3.Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim
4.Penggunaan ragam bahasa resmi
5.Menyertakan cap atau stempel dari lembaga resmi
6.Ada aturan format bakuBagian-bagian surat resmi:
· Kepala/kop surat
Kop surat terdiri dari:
1. Nama instansi/lembaga, ditulis dengan huruf kapital/huruf besar.
2. Alamat instansi/lembaga, ditulis dengan variasi huruf besar dan kecil
3. Logo instansi/lembaga
· Nomor surat, yakni urutan surat yang dikirimkan
· Lampiran, berisi lembaran lain yang disertakan selain surat
· Hal, berupa garis besar isi surat
· Tanggal surat (penulisan di sebelah kanan sejajar dengan nomor surat)
· Alamat yang dituju (jangan gunakan kata kepada)
· Pembuka/salam pembuka (diakhiri tanda koma)
· Isi surat
Uraian isi berupa uraian hari, tanggal, waktu, tempat, dan sebagainya ditulis dengan huruf kecil, terkecuali penulisan berdasarkan ejaan yang disempurnakan (EYD) haruslah menyesuaikan.
· Penutup surat
Penutup surat, berisi:
1. salam penutup
2. jabatan
3. tanda tangan
4. nama (biasanya disertai nomor induk pegawai atau NIP)
· Tembusan surat, berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atasan tentang adanya suatu kegiatan
Surat Niaga
Surat niaga digunakan bagi badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga seperti industri dan usaha jasa. Surat ini sangat berguna dalam membangun hubungan dengan pihak luar sehingga harus disusun dengan baik. Surat niaga terdiri atas surat jual beli, kwintansi, dan perdagangan; dan dapat dibagi atas surat niaga internal dan surat niaga eksternal. Salah satu contoh dari surat niaga adalan surat penawaran dan surat penagihan.
Surat Dinas
Surat dinas digunakan untuk kepentingan pekerjaan formal seperti instansi dinas dan tugas kantor. Surat ini penting dalam pengelolaan administrasi dalam suatu instansi. Fungsi dari surat dinas yaitu sebagai dokumen bukti tertulis, alat pengingat berkaitan fungsinya dengan arsip, bukti sejarah atas perkembangan instansi, dan pedoman kerja dalam bentuk surat keputusan dan surat instruksi. Ciri-ciri surat dinas:
1. Menggunakan kop surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan
2. Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
3. Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku
4. Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi
5. Menggunakan cap atau stempel instansi atau kantor pembuat surat
6. Format surat tertentu
Surat Lamaran Pekerjaan
Surat lamaran pekerjaan adalah surat yang dibuat dan dikirimkan oleh seseorang yang ingin bekerja di sebuah kantor, perusahaan ataupun instansi tertentu. Surat lamaran pekerjaan termasuk surat dinas atau resmi. Oleh karena itu, terdapat aturan-aturan tertentu yang harus diperhatikan dalam penulisannya. Secara umum surat memiliki bagian-bagian seperti berikut ini:
· Kepala surat
· Tempat dan tanggal pembuatan surat
· Nomor surat
· Lampiran
· Hal atau perihal
· Alamat tujuan
· Salam pembuka
· Isi surat yang terbagi lagi menjadi tiga bagian pokok yaitu :
1. paragraf pembuka
2. isi surat
3. paragraf penutup
· Salam penutup
· Tanda tangan dan nama terang

 

                                      surat edaran


Surat Edaran merupakan surat yang berisi penjelasan atau petunjuk tentang cara pelaksanaan suatu peraturan perundangundangan dan/atau perintah,

Bagian-bagian surat Edaran :
Surat edaran terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :
a.       Kepala surat
b.      pembuka surat, terdiri dari :
1.      kata Surat Edaran
2.      nomor
3.      lampiran
4.      hal dan
5.      tujuan surat
c.       isi surat
d.      penutup surat, terdiri dari :
1.      tanggal surat
2.      nama jabatan penanda tangan
3.      tanda tangan
4.      NIP
5.      cap dinas
6.      tembusan apabila ada

Cara Pengetikan Bagian-Bagian Surat Edaran

1.      Kepala surat diketik sama seperti ketentuan yang berlaku pada surat dinas biasa.
2.      Kata Surat Edaran diketik ditengah-tengah setelah garis bawah kepala surat dan menggunakan huruf capital.
3.      Nomor diketik disebelah kiri dan di bawah kata Surat Edaran.
4.      Kata lampiran diketik di bawah dan sejajar dengan kata nomor dengan menyebutkan jumlah lampiran.
5.      Kata hal diketik di bawah dan sejajar dengan kata Lampiran.
6.      Penulisan alamat tujuan Surat Edaran didahullui singkatan Yth, diketik di bawah dan sejajar dengan kata Hal, diikuti nama jabatan dan alamat yang dituju tanpa didahului kata depan di pada nama tempat tujuan.
7.      Awal kalimat isi surat Edaran diketik di bawah dan sejajar dengan nama tempat yang dituju.
8.      Tanggal surat diketik disebelah kanan bawah, di bawah garis akhir isi surat edaran tanpa didahului nama tempat pembuatan.
9.      Nama jabatan penanda tangan diketik di bawah dan sejajar dengan tanggal, menggunakan huruf kapital pada setiap awal kata.
10.  Nama pejabat, NIP, cap dinas dan tembusan diketik seperti surat dinas biasa.